Sunday, March 06, 2011 -
My Diary
No comments
Dwi Ori: Sahabatku Yang Hilang
Duduk sendiri di kursi depan di samping pak supir. Wadu....h angkotnya lama banget se berangkatnya. Daripada suntuk, mending nulis isi hati aja.
Jum'at malam tanggal 18 Juni 2010 sekitar pukul 9:30. Sebuah pesan singkat atau yang biasa disebut SMS masuk ke ponselku. Dengan agak cuek aku membuka pesan itu. "Aku karang uda ndek jawa"
begitulah bunyi pesan yang aku terima. Aku kaget bercampur bingung, aku lihat no. pengirimnya, ternyata pesan tersebut dari temenku Dwi Oriningsih yang kerja di Batam. Timbul pertanyaan dalam hati, apa benar Ori udah ndek Jawa. Kebetulan pulsa telfonku masih Rp. 7.000,- masih cukuplah kalau dipake buat telfon 10 menit.
Aku nekat telfon Ori. Nekat yang aku maksud ini bukan karena takut panggilanku ga' diankat sama Ori, melainkan nekat membuang pulsa Rp. 2.000,- ku. Ha....ha....ha....ha....
Tak berapa lama Ori mengangkat panggilan telponku. Semua yang ingin aku tanyakan, segera aku tanyakan. Termasuk posisinya saat ini. Apa benar dia sekarang udah ndek Jawa? Atau mungkin smsnya tadi cuman gurauan semata? Mungkin sekitar 6 menit kami mengobrol. Bukan karena kehabisan pulsa atau apa, hanya saja teman Ori pada berisik jadi apa yang Ori bilang sebagaian gak kedengeran. He....he....he....he.... Tapi wajarlah Ori khan lagi di dalam bis jadi yaw berisik banget suaranya. Tapi syukurlah apa yang membuatku bingung semua telah terjawab. Ori memang udah ndek Jawa. Aku senang bahkan sangat senang. Aku juga ga' tau kenapa aku bisa sesenang ini. Aneh memang, tapi seperti itulah yang aku rasakan. Di sisi lain aku merasa sedih. Sedih karena tak bisa menepati janji yang dulu pernah aku ucapkan. Apa isi janji itu? Menjemputnya di bandara Juanda ketika dia pulang. Ah..........h aku jadi bingung bercampur malu. Laki-laki macam apa aku ini. Padahal posisiku saat ini di Surabaya. Ya.....ch mungkin Tuhan memang ga' mengijinkan kali ya.....??
Ori dengan sungguh-sungguh aku ingin meminta maaf darimu. Memang buatmu janjiku ta' begitu penting, tapi tidak buatku. Seperti yang kamu ketahui, janji adalah hutang dan hutang harus dibayar. Dan saat ini aku sedang belajar bagaimana menjadi seorang laki-laki yang selalu menepati janji. Jika suatu hari nanti engkau membaca tulisanku ini, tolong katakan padaku, dengan apa aku harus membayar hutang janjiku, biar hati ini lega, biar aku ga' kepikiran terus. Aku mohon pengertianmu. Aku memang bisa menanyakan ini langsung ke kamu, tapi kesannya tidak sekeren ketika kamu membacanya di blogku ini. He....he....he....he....
Semoa engkau mengerti apa yang aku tulis ini.
Amin.
Aku bener-bener pengen ketemu kamu Or.
Jum'at malam tanggal 18 Juni 2010 sekitar pukul 9:30. Sebuah pesan singkat atau yang biasa disebut SMS masuk ke ponselku. Dengan agak cuek aku membuka pesan itu. "Aku karang uda ndek jawa"
begitulah bunyi pesan yang aku terima. Aku kaget bercampur bingung, aku lihat no. pengirimnya, ternyata pesan tersebut dari temenku Dwi Oriningsih yang kerja di Batam. Timbul pertanyaan dalam hati, apa benar Ori udah ndek Jawa. Kebetulan pulsa telfonku masih Rp. 7.000,- masih cukuplah kalau dipake buat telfon 10 menit.
Aku nekat telfon Ori. Nekat yang aku maksud ini bukan karena takut panggilanku ga' diankat sama Ori, melainkan nekat membuang pulsa Rp. 2.000,- ku. Ha....ha....ha....ha....
Tak berapa lama Ori mengangkat panggilan telponku. Semua yang ingin aku tanyakan, segera aku tanyakan. Termasuk posisinya saat ini. Apa benar dia sekarang udah ndek Jawa? Atau mungkin smsnya tadi cuman gurauan semata? Mungkin sekitar 6 menit kami mengobrol. Bukan karena kehabisan pulsa atau apa, hanya saja teman Ori pada berisik jadi apa yang Ori bilang sebagaian gak kedengeran. He....he....he....he.... Tapi wajarlah Ori khan lagi di dalam bis jadi yaw berisik banget suaranya. Tapi syukurlah apa yang membuatku bingung semua telah terjawab. Ori memang udah ndek Jawa. Aku senang bahkan sangat senang. Aku juga ga' tau kenapa aku bisa sesenang ini. Aneh memang, tapi seperti itulah yang aku rasakan. Di sisi lain aku merasa sedih. Sedih karena tak bisa menepati janji yang dulu pernah aku ucapkan. Apa isi janji itu? Menjemputnya di bandara Juanda ketika dia pulang. Ah..........h aku jadi bingung bercampur malu. Laki-laki macam apa aku ini. Padahal posisiku saat ini di Surabaya. Ya.....ch mungkin Tuhan memang ga' mengijinkan kali ya.....??
Ori dengan sungguh-sungguh aku ingin meminta maaf darimu. Memang buatmu janjiku ta' begitu penting, tapi tidak buatku. Seperti yang kamu ketahui, janji adalah hutang dan hutang harus dibayar. Dan saat ini aku sedang belajar bagaimana menjadi seorang laki-laki yang selalu menepati janji. Jika suatu hari nanti engkau membaca tulisanku ini, tolong katakan padaku, dengan apa aku harus membayar hutang janjiku, biar hati ini lega, biar aku ga' kepikiran terus. Aku mohon pengertianmu. Aku memang bisa menanyakan ini langsung ke kamu, tapi kesannya tidak sekeren ketika kamu membacanya di blogku ini. He....he....he....he....
Semoa engkau mengerti apa yang aku tulis ini.
Amin.
Aku bener-bener pengen ketemu kamu Or.
***
Wachid Rahman
Surabaya, Sabtu, 19 Juni 2010 at 6:01pm
0 comments:
Post a Comment
Untukmu yang ingin berbagi, tuliskan di kolom berikut